Alu-aluan

Alam Mala sekadar berhasrat untuk menyampai, bukan menunjuk pandai atau memandai-mandai. Ini hanya ikhtiar untuk memanjang khabar, diharap bersabar dan beri tunjuk ajar, agar sama-sama mendapat iktibar. Terus mencari membangkit jati diri bukan untuk meninggi diri.

Segala catatan dari blog ini (dan pautan-pautan yang terkait) diharap dicerna dengan berhemah dan hati-hati. Tidak perlu bersikap fanatik dengan terlalu mengiakan atau menidakkan sebarang maklumat yang dikongsi. Allah yang Maha Mengetahui, dan semoga sentiasa dibukakan pintu ilmu dan pemahaman untuk kita sentiasa lebih dekat pada Empunya diri. Sama-sama kita telusuri dan terus mencari.

13.1.11

Hikayat Ubi Keledek

Al-kisah semasa menelusuri rumpun keluaraga bahasa terbesar si Austronesian dicatatan lepas, telah dipertemukan juga dengan satu fakta kecil yang ternyata memiliki impak besar. Kisah ubi keledek (sweet potato).


Sumber: Wikipedia, "5aday sweet potato.jpg" kemaskini April 2005

Kita mulakan dengan mengenali ubi keledek ini. Seperti biasa carian di Wikipedia berbahasa Melayu mengecewakan. Maklumat yang ada sangat sedikit:
Ubi Keledek
Ubi keledek (juga dikenali sebagai ubi jalar...) ataupun nama saintifiknya Ipomoea batatas ialah sejenis ubi yang manis dan boleh didapati di pasar

Sumber: Wikipedia bahasa Melayu, "Ubi Keledek" kemaskini November 2010

Maka carian seterusnya di cuba, Wikipedia 'bahasa Melayu yang lagi satu' (bahasa Indonesia). Maklumat dari versi bahasa Melayu Indonesia ini lebih sedikit dari versi Melayu Malaysia:
Ubi jalar
Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi...

Sumber: Wikipedia bahasa Indonesia, "Ubi jalar" kemaskini Januari 2011

Petikan yang layak dikongsi:
Ubi jalar berasal dari Amerika Selatan tropis dan, yang masih diperdebatkan, Papua. Kalangan yang tidak menyetujui asal muasal ubi jalar dari Papua berpendapat...

Sumber: Wikipedia bahasa Indonesia, "Ubi jalar" kemaskini Januari 2011

(Baiklah, pasti ada yang sedang tertawa sinis dengan cedukan-cedukan Wikipedia ini ;p tidak mengapa, sumber terhad, sebagai titik permulaan. Rujukan silang dari sumber lain akan disusuli)

Sekali imbas, tiada apa yang menarik tentang ubi keledek (ubi jalar) yang berasal dari kawasan tropika Selatan Amerika (abaikan pendapat ubi keledek berasal dari Papua seperti dari sumber versi bahasa Indonesia buat masa ini kerana umum para sarjana mempersetujui ubi keledek berasal dari Amerika Selatan).
Scientists believe that the sweet potato was domesticated more than 5000 years ago. There is still much debate as to just where in the Americas this took place-South America or Central America-although recent evidence suggests that it was the latter. The sweet potato was already widely established in the Americas by the time Europeans first arrived there.

Sumber: Consultive Group on International Agricultural Research (CGIAR), "Sweet Potato"
Priorities and Strategies for Resource Allocation during 1998-2000 and Centre Proposals and TAC Recommendations, June 2000

Titik penting di sini adalah interaksi antara bangsa antara masyarakat Polynesia (sub-Austronesia) ini dengan masyarakat pribumi Amerika Selatan yang telah berlaku sekurang-kurangnya 100 tahun sebelum kedatangan Eropah, mengukuhkan lagi kehebatan semulajadi rumpun ini dalam teknologi mengemudi (navigasi ~ transliterasi Inggeris) samudera.

Keterangan: "Höküle'a"
Sumber: Sam's Low Library - Sailing & Navigation - Voyages of Awakening, 25 years of Höküle'a
...these are sailors who even today can name 250 stars in a night sky these are sailors who can sense the presence of distant atolls of islands beyond the visible horizon simply by watching and studying the reverberation of waves across the hull of the vessel knowing full well that every island group in the pacific has its own unique refractive pattern...

Sumber: Transkrip Fora.tv rancangan bersama Wade Davis, ulasan buku The Wayfinders: Why Ancient Wisdom Matters in the Modern World di San Fransisco, California, pada Januari 2010

Teori Thor Heyerdahl yang mengutarakan masyarakat Polynesian berasal dari Amerika Selatan dikritik oleh para sarjana antropologi termasuk Wade Davis di dalam bukunya The Wayfinders.
In making his sensational claim Thor Heyerdahl ignored the overwhelming body of linguistic, ethnographic, and ethnobotanical evidence, augmented today by genetic and archaeological data, indicating that he was patently wrong.

Sumber: Wade Davis, The Wayfinders: Why Ancient Wisdom Matters in the Modern World, terbitan House of Anansi Press Inc., cetakan 2008, halaman 46.

Maka dari sini terbitlah teori-teori lain yang cuba menafikan kehebatan rumpun Polynesia ini. Baiklah, mungkin atas dasar kajian akademik semata (berfikiran positif), maka segolongan cerdik pandai membangkitkan 'teori hanyutan' seperti buah kelapa, terdampar, berputik dan berbuah.
In the simulation, sweet-potato seed pods that started off in these American waters could reasonably hit seven different island groups, and had the best chance of landing on the Marquesas. "Among the three most likely targets that get hit, two are within the area where people believe the crop was introduced," says Montenegro.

Sumber: Nature News, Brendan Borrell, Drifters could explain sweet-potato travel, Mei 2007

Tapi mereka akui sendiri teori ini tidak kukuh.
But the trip took at least four months. Even coconuts can't survive in salt water that long.

Sumber: Nature News, Brendan Borrell, Drifters could explain sweet-potato travel, Mei 2007

Jadi, cuba dibangkitkan kebarangkalian lain.
More likely, says the team, a loaded vessel was blown out to sea and landed on the islands — which could take as little as 90 days, they report in an upcoming issue of the Journal of Archaeological Science. Montenegro notes that seed pods are transported by currents alone, but a drifting vessel gains momentum from the wind.

Sumber: Nature News, Brendan Borrell, Drifters could explain sweet-potato travel, Mei 2007

Tidak pasti dalam sampan apa kebarangkalian ubi keledek ini hanyut. Tidak pasti berapa peratus pula kebarangkalian ubi keledek ini termasuk ke dalam sampan yang hanyut. Lebih rumit lagi memikirkan sampan hanyut mengandungi ubi keledek tadi terdampar dan tertanam di tanah yang sesuai untuk penanaman ubi keledek tadi. Lalu masyarakat Polynesia ini terjumpa lalu menjadikannya makanan penting bagi mereka dan ditanam secara meluas.

Oh, tapi spesis yang dibiak di kawasan Polynesia ini adalah dari spesis Ipomoea batatas yang membiak dari keratan batang dan bukan dari biji benih.
Given that the species does not generally reproduce from seed, the spread of this plant must have been by the transport of the root tubers.

Sumber: Botany Textbook: Economic Botany, Batatas, not Potatoes, an essay from Professor Arthur C. Gibson course of economic botany, entitled "Plants and Civilization."

Maaf, ada lagi akuan seterusnya (belum sempat baca habis sudah menghentam, inilah akibatnya) maaf sekali lagi ;p
Montenegro says linguistic similarities between the Quechua word for the tuber, cumal, and the Polynesian one, kumala, suggest that humans must have been along for the ride.
Patrick Kirch, an archaeologist at the University of California, Berkeley, who has worked on the issue, thinks that more extensive and deliberate contact must have taken place. "In my view, the most probable mechanism of transport was Polynesians sailing to South America," he says.

Sumber: Nature News, Brendan Borrell, Drifters could explain sweet-potato travel, Mei 2007

Mengukuhkan lagi interaksi antara bangsa ini apabila rumpun Polynesia memanggil ubi keledek ini kumara dan hampir sama dengan puak Quechua di Peru yang menyebutnya kumar.
The striking similarity of the word in many parts of the Pacific (Maori, /kuumara/: Rarotongan, /kuumara/; Samoan, /’umala/; Tahitian, /’umara/) might be taken as evidence for its antiquity among proto-Oceanic speaking peoples. However, if kumala was an old inheritance from proto-Oceanic into Paamese, then the initial /k/ and the final /a/ should have been lost, and the form should be /umal/. The fact that it is /kumala/ is consistent with it being a more recent borrowing.
Botanical evidence suggests an origin for the sweet potato in South America and archaeological evidence suggests that kumala cultivation has spread through Polynesia relatively recently, although before European contact. Correspondingly, in the Quechua language of Peru, the term for sweet potato is strikingly similar – /kumar/.

Sumber: Matthew E. Hurles, Elizabeth Matisoo-Smith, Russell D. Gray and David Penny, Untangling Oceanic settlement: the edge of the knowable, TRENDS in Ecology and Evolution Vol.18 No.10 October 2003, halaman 535

Baiklah, semakin diyakini interaksi antara bangsa telah berlaku antara rumpun Polynesia dengan pribumi Amerika Selatan beribu tahun dahulu (sekurang-kurangnya 1000 tahun lampau ~ mungkin lebih awal lagi). Mungkin masyarakat pribumi Amerika Selatan menggunakan sampan mereka yang dipanggil tule membawa ubi keledek. Atau mungkin juga masyarakat Polynesia melayari samudera dengan hokule mereka. Kedua-dua kebarangkalian itu ada. Cuma kalau dilihat dari sebaran penempatan masyarakat Austronesia di serata ceruk di sekitar Lautan Pasifik sehinggalah ke Madagaskar, kita lebih meyakini kredibiliti masyarakat ini yang mengorak langkah mendayung dan berinteraksi dengan dunia luar.


Keterangan: "Polynesian war canoes at Tahiti sketched by Cook's artist"
Sumber: Sam's Low Library - Sailing & Navigation - Voyages of Awakening, 25 years of Höküle'a

Menyorot kembali Wade Davis dalam sebuah rancangan televisyen bersamanya oleh Fora.tv ketika mengulas tentang buku terbarunya;
...the Polynesians did not have the written word and the entire system of navigation was based on dead reckoning, dead reckoning simply means that you only know where you are but remembering where you have come from. And it was the impossibility of a long voyage by means of dead reckoning that kept European transports hugging the shore lines of continents until the British solved the problem of longitude with the invention of the chronometer. But centuries before that the wayfinders of the Polynesian civilization swept across the greatest ocean on earth.
...so indeed if you took all the genius that allowed us to put a man on the moon and applied it to an understanding of the ocean what you will get is Polynesia.

Sumber: Transkrip Fora.tv rancangan bersama Wade Davis, ulasan buku The Wayfinders: Why Ancient Wisdom Matters in the Modern World di San Fransisco, California, pada Januari 2010

Begitulah al-kisah sebuah perjalanan ubi keledek yang mencatat sejarah peradaban kemanusiaan.

1 ulasan: